Selasa, 15 Maret 2016

PERIODE DAN DAMPAK PERANG SALIB

PERIODE DAN DAMPAK PERANG SALIB 



Assalamualaikum Wr. Wb


Thanks udah mampir gan sebelumnya ayas udah bahas tentang sejarah perang salib kali ini saya akan menjelaskan tentang periode dan dampak perang salib langsung aja gan baca artikel dibawah cekidot


PERIODISASI PERANG SALIB

Perang Salib yang terjadi dengan latar belakang sebagaimana tersebut di atas berlangsung dalam beberapa priode. Para ahli sejarah berbeda pendapat dalam menetapkan priodisasi dari Perang Salib ini. Dr. Yusuf Qardhowi menyatakan bahwa Perang Salib itu berlangsung sembilan priode atau sembilan kali. Berbeda dengan ini, Dr. Badri Yatim, MA.menyatakan bahwa Perang Salib itu berlangsung selama tiga priode. Pendapat Badri Yatim ini senada dengan Philip K. Hitti yang menyatakan bahwa Perang Salib itu berlangsung selama tiga priode, yaitu pertama, masa penaklukan yang berjalan sampai dengan tahun 1144 M. Masa kedua, masa timbulnya reaksi Islam terhadap penaklukan itu, ketiga, masa perang saudara kecil-kecilan dan berakhir pada 1291 M. Sedangkan Ajid Thohir dengan mengutip pendapat Amir K. Ali, berpendapat bahwa Perang Salib itu berlangsung selama delapan priode. Sebagai berikut :

1. Perang Salib I

Pada musim semi tahun 1095 M., 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bahemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan Kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai rajanya. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur. Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis pada tanggal 15 Juli 1099 M dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Baitul Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka pada tahun 1104 M, Tripoli pada tahun 1109 M dan kota Tyre pada tahun 1124 M. Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV dengan rajanya adalah Raymond. Dari pihak Islam, Imanuddin Zangi (1123-1146 M) memainkan peran penting dalam sejarah Perang Salib. Zangi berhasil membebaskan Aleppo dan Hammah dari tangan tentara Salib. Penaklukan terbesar dari Zangi adalah merebut Edessa (salah satu kota keuskupan yang paling mulia) bagi orang Kristen.

2. Perang Salib II

Jatuhnya Edessa menimbulkan berbagai ketegangan di seluruh Eropa. Hal ini menyebabkan munculnya Perang Salib II (1147-1149 M) di bawah pimpinan Raja Jerman, Conrad III dan Raja Perancis, Louis VII.Namun kekuatan gabungan militer ini tidak membuahkan hasil. Bahkan akhirnya, Sultan Salahuddin mampu menguasai kembali Damaskus, Jerusalem dan Acre (Pos utama tentara Kristen).

3. Perang Salib III

Kegagalan di atas membangkitkan protes orang Kristen. Selanjutnya, Kaisar Frederick Barbarossa dari Jerman, Raja Philip Augustus dari Perancis dan Raja Richard I dari Inggris menyusun kembali tentara gabungan untuk menyerang Jerusalem. Setelah berperang selama tiga tahun (1189-1192 M), akhirnya tentara Kristen mengajukan perdamaian. Dasar perjanjian tersebut antara lain bahwa daerah pesisir akan menjadi milik orang-orang latin, daerah pedalaman menjadi milik orang-orang muslim, dan bahwa rakyat dari kedua belah pihak boleh saling memasuki wilayah tanpa diganggu.

4. Perang Salib IV

Dua tahun setelah Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi wafat, Perang Salib keempat dibuka kembali atas anjuran Paus Colestine III. Pada tahun 1195 M, tentara Salib merebut Sycilia dan Beirut. Akan tetapi Aadil (Anak Shalahuddin) berhasil mengalahkan tentara Salib. Selanjutnya diadakan gencatan senjata selama tiga tahun.

5. Perang Salib V

Perang Salib lima (1201 M) terjadi di bawah pimpinan Innocent III.Pada perang Salib lima ini tentara Salib berhasil menguasai Konstantinopel.

6. Perang Salib VI

Perang Salib enam berlangsung pada tahun 1216 M, pasukan Salib terdesak oleh tentara Islam. Akhirnya terjadi perjanjian perdamaian di antara kedua belah pihak.

7. Perang Salib VII

Perang Salib tujuh dimulai pada tahun 1238 M, pasukan Kristen di bawah pimpinan Gregory IX berusaha merebut kembali Jerusalem, akan tetapi digagalkan oleh Abu Nasar Daud.

8. Perang Salib VIII

Perang Salib delapan terjadi pada tahun 1244 M di bawah pimpinan Louis IX dari Perancis. Pada perang ini pun Louis mengalami kegagalan.

Adapun tokoh-tokoh ataupun Panglima Perang Islam dalam Perang Salib yang berlangsung sebagaimana tersebut di atas secara ringkas dapat digambarkan adalah Imaduddin Az-Zanki dari Turki yang memulai jihad melawan pasukan Salib, yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya Nuruddin Muhammad yang bergelar Asy-Syahidâ, dan setelah itu dilanjutkan oleh muridnya Shalahuddin Yusuf bin Ayub atau yang lebih terkenal dengan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi yang di dunia Barat dikenal dengan Sultan Saladin. Di tangan Salahuddin inilah puncak kemenangan ummat Islam melawan tentara Salib, termasuk membebaskan Palestina setelah sembilan puluh tahun di bawah kerajaan tentara Salib. Selain itu di Mesirpun, peperangan melawan bangsa Eropa terus berlanjut, yang terkenal adalah peperangan Al-Manshuroh yang menyebabkan ditawannya Raja Perancis, Louis IX. Para panglima perang Mamalik di Mesir dan Syam terus menerus selalu berhasil menghalau pasukan Salib, hingga akhirnya mereka semua bisa diusir dan tidak tersisa sedikitpun di negeri Islam.
Penjelasan tersebut di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya pasukan Salib hampir tidak pernah berhasil menguasai dunia Islam kecuali hanya sementara. Hal itupun sebagaimana diungkapkan oleh W. Montgomery Watt, tingkat keberhasilan yang diraih itu adalah lebih disebabkan oleh perpecahan di kalangan kaum muslimin sendiri. Perpecahan itu terjadi di seluruh wilayah, karena para pemmpin mereka saling baku hantam satu sama lain.
DAMPAK PERANG SALIB

Apabila diperhatikan dampak daripada Perang Salib itu adalah lebih banyak menguntungkan dunia Barat apalagi dibandingkan dengan dunia Timur khususnya ummat Islam. Ummat Islam tidak melihat arti penting apapun dalam peristiwa Perang Salib itu. Pengaruh dari Perang Salib itu hanya sedikit seperti ornamen-ornamen gereja berpengaruh terhadap seni gaya bangunan masjid sebagaimana terlihat pada masjid An-Nashr di Kairo. Secara umum bagi ummat Islam sebagaimana disebutkan oleh Yusuf Qardhowi, Perang Salib adalah merupakan fitnah bagi ummat Islam. Sedangkan bagi orang Kristen yang dalam hal ini dunia Barat, bisa disebut sebuah rahmatâ sebab dengan Perang Salib ini telah membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan dunia Barat pada umumnya. Dan bahkan Perang Salib ini mengantarkan renaissance di Perancis.
Perang Salib telah menimbulkan dampak-dampak penting dalam sejarah perkembangan dunia karena telah membawa Eropa ke dalam kontak langsung dengan dunia Islam yang telah lebih dahulu maju dan berperadaban, sementara Eropa / Barat berada dalam abad kegelapan. Melalui inilah hubungan antara Barat dengan Timur terjalin. Kemajuan orang Tumur yang progresif dan maju pada saat itu menjadi daya dorong yang besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa / Barat. Hal itu memerankan bagian yang penting bagi timbulnya renaissance di Eropa.
Dampak positif yang ditimbulkan oleh adanya Perang Salib itu bagi dunia Barat dapat dilihat dalam kenyataan berikut ini :
1. Secara kultural, pasukan Perang Salib di Timur menjumpai beberapa aspek yang menarik dari kehidupan Islam. Ketika pasukan tersebut kembali ke tempat asal mereka, mereka berusaha untuk menirunya. Sejumlah terjemahan bahasa Arab ke bahasa Latin dikerjakan di wilayah-wilayah di mana Perang Salib berlangsung.
2. Gagasan Perang Salib memberi kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung pada ditemukannya Benua Amerika oleh Colombus dan ditemukannya rute perjalanan laut ke India dengan mengelilingi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope). Akibatnya orang Barat menyadari bahwa selain adanya negara-negara Islam dan Barat, ada juga negara-negara lain yang bukan negara Islam dan bukan negara Barat.
Adapun dampak positif lainnya bagi dunia barat dengan adanya Perang Salib adalah menambah keuntungan Eropa di lapangan perniagaan dan perdagangan. Sebagai hasil dari Prang Salib, orang Eropa dapat mempelajari dan memodifikasi serta mengaplikasaikan beberapa temuan penting yang telah dihasilkan oleh orang-orang Islam pada masa sebelumnya. Hal ini lebih banyak terutama berkaitan dengan masalah-masalah seni, industri, perdagangan dan pertanian.
Dalam bidang seni, gaya-gaya bangunan dan cara berpakaian Timur mempengaruhi seni gaya bangunan dan berpakaian orang Barat. Demikian pula halnya dalam bidang agrikultur, banyak pasukan Perang Salib yang terbiasa dengan produk agrikultur Timur, dan yang terpenting adalah gula; karena gula telah menjadi makanan termewah di Barat. Hal ini berkaitan dengan pembentukan pasar Eropa baru untuk produk-produk agrikultur Timur. Orang-orang Barat mulai menyadari kebutuhan akan barang-barang Timur. Karena kepentingan ini, berkembanglah perdagangan antara Timur dan Barat.
Bersama-sama dengan keperluan transportasi para peziarah dan pasukan Perang Salib telah merangsang kegiatan maritim dan perdagangan internasional. Aplikasi kompas terjadi pada kegiatan maritim saat itu, yang sekalipun jarum magnetik ditemukan orang Cina, namun penemuan jarum navigasi mulai dikembangkan oleh Islam.
Melihat kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka sesungguhnya dunia Barat berhutang budi pada ummat Islam, hanya saja utang budi ini tidak pernah diakui oleh dunia Barat secara terbuka kepada ummat Islam. Sikap ini berbeda dengan sikap ummat Islam yang secara terbuka dari dulu mengakui bahwa filsafat dipinjam dari Yunani, matematika dipinjam dari India, kimia dipinjam dari Cina, dan seterusnya. Itu semua diakui tanpa ada halangan sama sekali.
Ketidak mauan mengakui utang ini pada ummat Islam menurut Max Dimont, sebagaimana disebutkan oleh Nur Cholis Madjid, orang Barat menderita narcisime, artinya mereka mengagumi diri sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi. Padahal sesungguhnya dalam kajian yang lebih objektif dan luas, utang orang Barat kepada Islam luas biasa besarnya.

          Wassalamualaikum wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar